Kondisi rumah hariyanto yang rusak tertimpa longsor ( Foto : Ega Patria )


Ponorogo – Peristiwa longsor di Ponorogo kembali terjadi. Sebuah plengsengan ambrol di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menyebabkan satu unit rumah warga rusak parah pada Selasa pagi (20/5/2025). Beruntung, seluruh penghuni rumah telah melakukan evakuasi mandiri sebelum longsoran terjadi.

Rumah Baru Dihantam Longsor Setinggi 25 Meter

Rumah milik Hariyanto (36) mengalami kerusakan di bagian dapur dan kamar anak setelah tebing setinggi 25 meter dengan lebar 8 meter runtuh sekitar pukul 05.00 WIB. Rumah tersebut baru dibangun sekitar satu tahun terakhir.

Hariyanto mengatakan bahwa tanda-tanda longsor sudah terlihat sejak Senin sore (19/5/2025), saat hujan deras turun tanpa henti sejak siang hari.

“Plengsengan terlihat doyong dan menyentuh tembok bagian belakang rumah. Saya langsung mengajak istri dan anak-anak mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko. Pagi harinya saya dikabari tetangga bahwa tanggul benar-benar longsor,” ujar Hariyanto.

Selain rumah Hariyanto, longsoran juga mengancam rumah milik dua warga lanjut usia, yaitu Sarkat (70) dan Sepi (60), yang berada tak jauh dari lokasi longsor.

Kepala Desa Jurug, Sukamto, menjelaskan bahwa longsor kali ini merupakan longsor susulan dari kejadian dua tahun lalu. Saat itu, pemerintah desa telah membangun plengsengan untuk menahan pergerakan tanah, namun intensitas hujan tinggi membuat struktur tidak mampu bertahan.

“Ini longsor susulan. Tanggul sudah dibangun, tapi hujan deras membuatnya tidak kuat dan akhirnya roboh. Untungnya, keluarga yang terdampak sudah mengungsi lebih dulu. Saat ini, pemerintah desa dan BPBD masih berupaya mencari solusi permanen agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ungkapnya.

Hingga saat ini, warga sekitar dibantu relawan masih melakukan evakuasi material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo tengah mendata total kerugian dan potensi dampak lanjutan akibat longsor ini.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya langkah antisipatif di daerah rawan longsor, terutama saat memasuki musim hujan. Masyarakat diimbau waspada terhadap gejala awal seperti retakan tanah, plengsengan miring, serta hujan intensitas tinggi yang berlangsung lama.(epa)