Siti Marfuah memberikan bantuan kepada warga kurang mampu ( foto : istimewa )



PACITAN – Di tengah hiruk pikuk kehidupan dan tantangan ekonomi, sosok sederhana bernama Siti Marfuah menjadi teladan pengabdian di bulan suci Ramadan. Berlokasi di Dusun Gunung Semut, Desa Kendal, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, perempuan ini dengan sukarela mengajar ngaji anak-anak tanpa memungut bayaran sepeser pun.

Selama lebih dari tujuh tahun, Siti Marfuah mengabdikan diri untuk membimbing anak-anak desa mengenal huruf hijaiyah, membaca Alquran, hingga memahami dasar-dasar ajaran Islam. Tak hanya itu, ia juga menanamkan nilai-nilai kebaikan seperti semangat berbagi dan kebiasaan bersedekah.

Ngaji Gratis, Sedekah Jadi Tradisi

Setiap hari, selama sekitar dua jam, Siti membagi muridnya dalam kelompok belajar sesuai kemampuan. Ada yang baru mulai mengenal Iqro, ada pula yang sudah lancar membaca Alquran dan mulai menghafal surat-surat pendek.

“Ini panggilan hati, bukan semata soal mengajar. Saya merasa bahagia bisa membantu mereka membaca Alquran dan memahami ajaran Islam,” ungkap Siti Marfuah saat ditemui di sela-sela kegiatan mengajarnya.

Tak hanya mengajarkan baca tulis Alquran, Siti juga memperkenalkan anak-anak pada pentingnya berbagi. Usai belajar, mereka rutin mengumpulkan uang receh dalam kotak infak kecil. Dana yang terkumpul digunakan untuk membeli sembako yang disalurkan kepada warga kurang mampu di sekitar desa.

“Saya ingin anak-anak belajar sedekah sejak kecil. Bukan soal jumlahnya, tapi niatnya. Sedekah adalah bagian penting dalam Islam,” tambahnya.

Jadi Figur Inspiratif Anak-Anak

Jumlah murid Siti Marfuah terus bertambah, terlebih di bulan Ramadan. Tahun ini, ada sekitar 30 anak yang mengikuti kegiatan ngaji, mulai usia 4 hingga 12 tahun. Bagi mereka, Siti bukan sekadar guru, tapi sosok yang sabar, hangat, dan menginspirasi.

“Bu Marfuah sabar banget ngajarin ngaji. Saya jadi lebih semangat belajar Alquran,” kata Revata, salah satu muridnya.

Senada dengan itu, Dilan Syarial Ilham merasa terbantu dan lebih percaya diri membaca Alquran setelah belajar bersama Siti.

Cita-Cita Menjadi Generasi Qurani

Siti berharap kegiatan sederhana yang ia lakukan dapat memberi dampak jangka panjang bagi anak-anak desa. Ia ingin mereka tumbuh menjadi generasi Qurani yang tak hanya cerdas secara spiritual, tapi juga punya empati sosial.

“Semoga semakin banyak yang mau berbagi ilmu. Saya cuma ingin anak-anak ini tumbuh dengan akhlak mulia dan dekat dengan Alquran,” pungkasnya.(epa)