Design : epa // art : kubera


Bayangkan kamu sudah jatuh cinta. Setiap minggu kamu menunggu kabar darinya. Setiap notifikasi dari Line Webtoon atau KakaoPage jadi harapan kecil bahwa—mungkin hari ini—dia kembali.

Tapi tak kunjung datang. Hening. Tidak ada kabar. Hanya pesan kecil bertuliskan “Hiatus sementara.”

Begitulah rasanya menjadi pecinta manhwa yang ditinggal hiatus.

Hiatus bukan sekadar jeda. Ia bisa berarti penantian panjang, frustrasi, bahkan kehilangan minat. Dan bagi ribuan pembaca, manhwa yang hilang di tengah jalan bukan hanya cerita fiksi—mereka adalah teman pelarian, sumber semangat, dan dunia lain yang ingin terus dikunjungi.




Akhir yang Menggantung, Harapan yang Gantung Juga

Seperti Bastard, sebuah manhwa thriller psikologis yang begitu kuat hingga membuat pembaca tak bisa tidur nyenyak. Ending-nya mencengangkan, tapi… terasa belum tuntas. Banyak yang berharap ada sekuel atau spin-off, tapi sampai hari ini, hening total.

Lalu ada DICE, manhwa dengan konsep menarik: gim rahasia yang bisa mengubah hidupmu—literally. Dari wajah sampai kemampuan fisik. Seru, adiktif, dan penuh konflik moral. Tapi ketika dunia DICE makin gelap, serialnya malah berhenti update. Belum jelas kapan kembali.




Kreator Lelah, Pembaca Gelisah

Hiatus bukan tanpa alasan. Banyak kreator manhwa mengalami kelelahan fisik dan mental. Salah satu contohnya Kubera, manhwa fantasy kompleks dengan mitologi mendalam. Sang kreator mengumumkan jeda karena masalah kesehatan, dan fans—meski kecewa—memilih sabar.

Di sisi lain, konflik penerbitan juga sering jadi biang kerok. Girls of the Wild’s misalnya, tamat secara resmi, tapi banyak penggemar merasa ending-nya terburu-buru. Kabar burung menyebutkan adanya ketidaksepakatan di belakang layar.




“Kalau Lanjut, Aku Baca Ulang dari Awal deh”

Ucapan ini jadi meme klasik di kalangan penggemar manhwa yang hiatus. Karena sudah terlalu lama, bahkan plotnya sudah kabur dari ingatan. Tapi cintanya belum padam. Seperti pada Ability dan Trump, dua manhwa aksi yang sempat jadi primadona, tapi sekarang lenyap dari jadwal rilis.

Dan jangan lupakan The God of High School. Setelah sempat booming karena adaptasi anime, kisahnya malah kehilangan momentum. Final arcnya dianggap terlalu cepat, lalu hiatus. Banyak yang bertanya: kenapa kisah yang dulu memicu hype besar kini terlupakan?




Hiatus Bukan Tamat, Tapi…

Dalam dunia manhwa, hiatus bukan berarti tamat. Beberapa cerita kembali hidup setelah jeda panjang. Contohnya Tower of God yang sempat vakum hampir dua tahun, kini sudah kembali dengan bab baru.

Artinya, harapan masih ada. Tapi tentu saja, tidak semua punya nasib sebaik itu. Beberapa kreator memilih berhenti total. Beberapa lainnya masih bertarung di balik layar, antara dunia nyata dan dunia yang mereka bangun di atas panel digital.




Akhir Kata: Menunggu Itu Bagian dari Perjalanan

Sebagai pembaca manhwa, kita bukan hanya penikmat gambar dan cerita. Kita adalah bagian dari komunitas yang bertahan di tengah ketidakpastian. Menunggu chapter baru, berdiskusi teori liar, sampai membuat fanart untuk karakter yang mungkin tak kembali.

Hiatus menyakitkan, iya. Tapi bukankah justru karena sakit itu, kita tahu betapa berharganya cerita yang kita cintai?

Jadi, buat kamu yang sedang menunggu manhwa favoritmu kembali—tetap semangat. Siapa tahu, notifikasi minggu depan adalah kabar baik yang kamu tunggu-tunggu.(epa)