
Ponorogo – Di tengah mahalnya biaya layanan kesehatan, seorang dokter umum di Ponorogo, Jawa Timur, menarik perhatian publik. Namanya dr. Rafika Augustine, dokter berusia 33 tahun ini membuka praktik dengan sistem pembayaran yang tidak biasa: seikhlasnya. Tak hanya uang, pasien bisa membayar dengan hasil bumi—bahkan doa.
Klinik dr. Rafika terletak di Jalan Letjen Sukowati, Desa Japan, Kecamatan Babadan, Ponorogo. Dari luar, bangunannya tampak seperti klinik umum pada umumnya, lengkap dengan ruang tunggu, meja pendaftaran, dan apotek.
Namun suasana berbeda langsung terasa saat pasien memasuki ruang praktik. Tidak ada kasir atau tarif yang dipasang. Setelah diperiksa dan mendapatkan obat, pasien cukup memasukkan bayaran ke dalam sebuah kotak amal. Tidak ada nominal yang ditentukan. Semua berdasarkan keikhlasan.
Salah satu pasien, Endang Widayanti, warga Desa Lembah, Babadan, datang untuk memeriksakan gatal di lehernya. Ia tidak membawa uang, melainkan terong, tomat, dan kacang panjang dari kebunnya sebagai bentuk pembayaran.
> “Kami sangat terbantu. Di sini bisa bayar pakai apa saja, bahkan doa pun diterima,” ungkap Endang.
Menurut dr. Rafika, pasien bebas membayar dengan apa pun yang dimiliki, mulai dari uang, hasil kebun, atau doa. Lulusan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menjelaskan bahwa praktiknya dilandasi niat untuk mengamalkan ilmu dan menebar kebaikan.
Meski bayaran seikhlasnya, pelayanan tetap profesional. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi cek tekanan darah, denyut nadi, hingga pemeriksaan laboratorium dasar seperti gula darah, kolesterol, dan asam urat.
Praktik ini baru berjalan sekitar satu bulan. Setiap harinya, dr. Rafika melayani hingga 20 pasien dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Jam praktik dibuka setiap Senin hingga Sabtu, pukul 06.00–08.00 pagi dan 16.00–20.00 sore. Hari Minggu dan hari libur nasional, klinik tutup.(epa)